Jumat, 13 April 2012

Blackberry, Alat Komunikasi atau Pelarian Diri??

Seiring berkembangnya jaman teknologi, jadi inget pas jaman booming nya si ponsel pintar Blackberry (BB). Blackberry yang notabene di cap sebagai ponsel pintar ini memang pernah jadi raja gadget yang harganya cukup mengeruk kantong. Vendor buatan perusahaan Canada ini menjelma sebagai barang wah, yang mana pemiliknya akan dilirik sebagai orang berkantong tebal.



Kelebihan dari ponsel Blackberry adalah kemampuan berkomunikasi texting yang bersahabat, sehingga sejak peluncurannya tahun 1999 lalu, Blackberry mampu meraup 8 juta pelanggan di seluruh dunia. Angka yang cukup fantastis dan sulit untuk disaingi memang oleh perusahaan-perusahaan ponsel seniornya seperti Nokia, Sony Erricson, Samsung, dll.
Fasilitas tambahan yang tidak dimiliki ponsel-ponsel lain adalah tersedianya aplikasi BBM (Blackberry Messenger) yang bahkan menggeser Facebook sebagai jejaring sosial online.
Apakah ada pengaruh lain yang ditimbulkan oleh si pintar ini??
Tanpa kita sadari bahwa BB sendiri membawa dampak psikologis kepada kita. Diam-diam kita telah ter-hegemony seperti kata om Antonio Gramsci, dimana kita seolah terhipnotis oleh keberadaan si BB untuk ingin memilikinya. Di luar aplikasi BBM yang dimilikinya, pada dasarnya BB memiliki fitur-fitur yang dimiliki ponselmid-end class lain. Tapi entah kenapa si lebar itu berani dipasarkan dengan harga yang melambung, dan itu pula lah yang membuat BB mungkin menjadi tolok ukur status sosial seseorang.

Konsepsi konsensus dalam kerangka hegemoni Gramsci dikaitkan dengan ungkapan-ungkapan psikologis yang mencakup berbagai penerimaan aturan sosio-politis maupun aturan lainnya, jadi walaupun harga yang dibanderol cukup melayang, tapi tetap saja lariis dipasaran.
Bahkan fungsi mutlaknya pun bisa dipertanyakan. Coba liat saja anak muda yang memakai BB saat ini, di kafe, nongkrong bareng temen-temennya, bahkan saat antri beli fastfood maupun tiket bioskop, tangan dan matanya tidak lepas dari si BB. Entah itu sms-an, BBM-an,  atau hanya bahkan membaca sms yang bahkan sudah pernah dibaca. 
Bahkan perlu diselidiki apakah BB benar-benar berfungsi sebagai alat berkomunikasi, atau hanya sebagai pelarian diri dari sekitar aja??
Bahkan acara kongkow bareng teman-teman pun setelah perut kenyang, tangan merogoh saku atau tas, mengambil BB, lalu kembali untuk "senam jari" bersama sang BB tercinta. Akhirnya itu juga yang membuat kebersamaan jadi kurang greget karena sudah dikesampingkan oleh keberadaan BBM, maupun instan messengerlainnya.

Apakah Blackberry sudah menjadi tren sebagai ponsel untuk peng-eksis-an diri??
Hahaha.. Semoga saja kita tidak diperbudak oleh kapitalisme yang semakin subur inii.. Kekuasaan yang dimiliki pemilik produksi tanpa sadar mempengaruhi kita untuk terjerumus dalam kapitalisme maupun konsumerisme.
Jadi, gunakanlah Blackberry se-pintar mungkin, pikirkanlah lagi untuk apa BB yang anda miliki?? Sudahkah Anda menggunakan secara PINTAR sebagai kata Blackberry sendiri yaitu smartphone??
I hope so.. :D

Read more: http://numplek.blogspot.com/2012/03/blackberry-alat-komunikasi-atau.html#ixzz1rubwS4t7

0 komentar:

Posting Komentar

Text